Ukhuwah yang tercabik !!!

| 30 Sept 2010 | 0 comments |
Akhir-akhir ini banyak pemberitaan mengenai kerusuhan yang kadang sampai memakan korban tewas. Kenapa? Bukankah kita sama-sama orang indonesia? Dan lebih spesifik lagi ada sebagian yang bertengkar dan berujung rusuh tersebut adalah sama-sama muslim? Kemanakah jiwa ukhuwah islamiyah yang telah dicontohkan oleh Rosululloh? Apakah ada alasan yang cukup kuat dan sah untuk merusak ukhuwah islamiyah tersebut?

Saudaraku, ukhuwah akan terwujud bila masing-masing sadar akan arti dan perannya dan menghormati arti dan peran yang lainnya.

Ada 5 (lima) hal agar ukhuwah bisa terwujud :
  1. Berbicara yang baik
Awal/akar permasalahan sering bermula dari mulut. Bicara/kata-kata yang baik akan membuat suasana jadi dingin dan kondusif dan sebaliknya bicara/kata-kata yang tidak baik akan menyakiti dan melukai orang lain lebih keras dibanding luka yang diperoleh karena dibacok senjata tajam.

Dalam masyarakat jawa bahkan muncul jargon “ajining diri dumunung ono ing lati” yang mengandung arti bahwa seseorang dihormat karena bisa menjaga mulutnya dari perkataan yang tidak baik dan menyakitkan orang lain.

Bahkan ada pepatah, orang berbicara baik itu seperti “pahit madu”. Madu yang sedemikian manis masih kalah manis dibandingkan perkataan yang baik.

Dalam berbicara harus diperhatikan “papan, empan dan adhepan”.
  • Papan artinya harus tahu ditempat mana kita sedang bicara, jelas beda saat kita bicara di pasar, di rumah, di kantor atau di tempat lainnya.
  • Empan artinya isi/content dari yang pembicaraan harus disesuaikan. Sangat beda cara bicara mengenai perdagangan, pekerjaan kantor, santai atau lainnya.
  • Adhepan artinya harus tahu siapa yang sedang dihadapi saat berbicara. Berbicara dengan presiden, atasan, bawahan, anak kecil, orang tua dan lainnya jelas harus dibedakan.

  1. Jujur, amanah dan saling mempercayai
Kejujuran adalah sifat yang sangat terpuji. Orang jujur akan menjadikan kebaikan dan kebaikan akan memasukkan orang tersebut ke dalam kebahagiaan/surga. Sedangkan khianat akan menjadikan kejelekan dan kejelekan akan menyeret orang tersebut ke dalam kesengsaraan/neraka.

Bila masing2 individu sudah menjunjung tinggi kejujuran, maka masing-masing akan menjadi pribadi yang bisa dipercaya sehingga akan tercipta saling percaya. Tidak ada khianat atau saling menjatuhkan.

  1. Rendah hati dan suka mengalah demi kebaikan
    Sebagian besar pertentangan disebabkan oleh karena rasa tinggi hati dan sulit menerima bahwa orang lain lebih baik / lebih beruntung dibanding yang lainnya. Sifat dan sikap rendah hati (bukan rendah diri) mendorong orang untuk “legowo” atas kondisi yang ada dan bersyukur apabila ada orang lain mendapat lebih. Apabila ada permasalahan dan bisa diselesaikan maka akan segera diselesaikan walaupun dengan sedikit pengorbaan dari yang bermasalah. Itulah arti dari suka mengalah demi kebaikan.

  1. Tidak saling merusak
Setiap individu mempunyai privacy, rahasia dan kewenangan yang harus dihormati. Tidak boleh ada niatan dan tindakan untuk menganggu privacy, rahasia dan kewenangan orang lain, baik berupa harta benda, keluarga, nama baik maupun hal lain.

  1. Saling memperhatikan dan menjaga perasaan.
Banyak orang tidak bisa terucap atas kondisi yang menimpa pada dirinya, apalagi dalam kultur jawa yang menjunjung tinggi rasa keengganan. Menyikapi hal tersebut dan sebagai perwujudan bahwa semua umat adalah saudara yang digambarkan sebagai tubuh yang satu, apabila ada bagian tubuh yang menderita maka secara otomatis bagian lain ikut merasa dan menanggungnya. Dalam dunia modern hal tersebut disebut empati.

Dengan menerapkan 5 (lima) hal tersebut maka ukhuwah akan bisa terwujud dengan baik. Tidak ada lagi pertentangan yang berlanjut pada kerusuhan. Semua pihak bisa menahan diri dan segera menyelesaikan permasalah yang ada sehingga tidak merebak menjadi pertengkaran yang memakan korban.

Marilah kita mulai dari diri kita masing-masing. Kalau bukan kita yang menjaga Indonesia ini lalu siapa lagi ???

Kriteria anak sholeh / sholehah

| 28 Sept 2010 | 0 comments |

Anak sholeh/sholehah adalah dambaan tiap orang tua. Walaupun banyak persepsi tentang anak sholeh/sholehah namun pada umumnya kriteria anak sholeh/sholehah ada 3 hal yakni mempunyai paham agama yang kuat, punya akhlaq mulia dan mandiri.

Paham agama
Awal dari kriteria sholeh/sholehah adalah apabila seorang anak mempunyai pemahaman yang kuat atas agama. Karena dengan pemahaman yang kuat maka akan tahu batasan-batasan baik buruk, halal haram, benar salah dll sehingga dalam penerapan kehidupan tidak hanya sekedar 'anut grubyuk' tapi benar-benar berprinsip dan berkepribadian baik yang didasari kebenaran hakiki.

Tingkat pemahaman akan agama ini memang merupakan tantangan sendiri sebab saat ini tidak mudah bagi orang tua untuk mengarahkan anak ke arah tersebut. Banyak faktor yang menghalangi antara lain : pemahaman agama dari orang tua sendiri kurang, lingkungan yang sangat kompleks, kecenderungan pandangan bahwa agama adalah sesuatu aturan yang dogmatis dan kolot sehingga membosankan, dll

Pemahaman agama memang bisa ditumbuhkan dengan cara mencarikan guru yang mampu memberikan pembelajaran agama. Namun peran orang tua tetap menjadi guru yang sangat diharapkan oleh anak untuk lebih mengembangkan kemampuan pemahaman agamanya. Tanpa dorongan dari orang tua maka anak cenderung akan menganggap bahwa belajar agama hanya sekedar mengisi waktu luang atau berkumpul dengan teman, sedangkan 'pelajaran agama' yang diharapkan dipahami oleh anak hanya dianggap pengetahuan selayaknya matematika, IPA, IPS dan lainnya. Saat ujian dan mendapatkan nilai bagus maka dianggap sudah paham. Padahal pemahaman akan agama dimaksudkan untuk benar-benar mendarah daging dan merasuk ke dalam hati, bukan sekedar tahu dan mendapat nilai yang baik. Disinilah letak peran pentingnya orang tua untuk mengarahkan anak dalam sebenar-benarnya pemahaman yang dimaksudkan.

Berakhlaq mulia
Pemahaman akan agama akan berimbas pada penerapan/amalam keseharian yang lebih mudah disebut akhlaq. Anak yang berakhlaq mulia akan mampu menerapkan pola hidup sosial yang baik. Menyayangi sesama, suka menolong, menghormat kepada yang lebih tua, mengasihi yang lebih muda, memberikan tauladan yang baik dalam sikap, ucap dan laku, dll.

Untuk membentuk akhlaq mulia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Kadang orang tua lepas tangan -kalau tidak boleh disebut apatis- terhadap pembentukan akhlaq anak. Sebagian besar berharap akhlaq anak akan terbentuk dengan sendirinya. Namun perlu diketahui bahwa selain kadang memang sudah 'gawan bayi' akhlaq bisa di tempa dengan pendidikan, pelatihan dan praktek dilingkungan keseharian terutama keluarga. Orang tua merupakan figur sentral yang bisa mencetak baik dan buruknya akhlaq anaknya karena kuantitas interaksi anak dg orang tua diharapkan dibarengi dengan kualitas interaksi yang baik.

Saat seorang anak akan melakukan hal-hal yang baru -baik buruk maupun jelek- pasti akan meminta ijin kepada orang tuanya dengan cara melihat kepada orang tuanya. Saat orang tua tidak memberikan reaksi apapun maka dianggap sebagai persetujuan untuk melakukan hal tersebut. Demikian seterusnya sampai pada suatu saat ketika orang tua menyadari bahwa anaknya telah melakukan hal-hal yang kurang baik atau membahayakan sudah sangat terlambat untuk memberikan reaksi.

Mandiri
Selanjutnya anak yang sholeh/sholehah akan memiliki sifat dan sikap yang mandiri, yang mampu ditunjukkan dalam kesehari-harian sehingga tidak menjadi tergantung terhadap orang lain. Dimulai dari hal-hal yang kecil yakni mandiri dalam melakukan kegiatan harian seperti mandi, memakai baju, sepatu, membersihkan tempat tidur dll. Hal tersebut akan membentuk perilaku selanjutnya saat anak mulai beranjak remaja atau dewasa.

Diharapkan pola hidup mandiri akan membentuk anak menjadi orang yang berjiwa mandiri dan menumbuhkan pola pikir seorang enterpreneurship yang tidak hanya menggantungkan diri dari orang tua.

Semoga anak kita menjadi anak yang sholeh/sholehah

Mati

| 16 Sept 2010 | 0 comments |

Bergidik rasanya mendengar kata-kata 'mati'. Semua berlomba ingin menjauh daripadanya. Bukti shahihnya adalah demikian penuhnya rumah sakit terisi oleh orang2 yang ingin memperpanjang hidupnya, atau ramainya apotik-apotik, toko-toko obat, sin she atau tenaga-tenaga alternatif dengan mereka yg tergoda iklan demi merasakan nikmat hidup lebih lama di dunia nan fana ini.

Saudaraku,
Bagi semua yang mengaku hidup atau berjiwa, mati adalah suatu keniscayaan yang pasti datang.

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ... اﻻية
tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati …
(QS Ali Imron : 185)

Sekuat apapun kita berusaha menghindar, bila sudah saatnya pasti ajal akan menjemput jua. Jangan pernah berpikir karena sehatnya kita, kuatnya kita atau fit-nya kita, maka mati akan jauh dari kita, karena mati adalah rahasia Alloh yang hanya Alloh yang tahu kapan tibanya.

وَلَنْ يُؤَخَّرَ الله اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا … اﻻىة
dan Alloh tidak akan pernah mengakhirkan (kematian) seseorang bila telah tiba waktu kematiannya ..
(QS Al-munafiqun : 11)

قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِى تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهُ مُلَقِيْكُـــْم … اﻻية
katakanlah : bahwa sesungguhnya mati yang kalian lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui pada kalian ...
(QS Al-jumu'a : 8)

Dan bahkan apabila kita berusaha bersembunyi di benteng yang kokoh agar kematian tidak bisa mendekati kitapun tidak akan berguna.


أَيْنَمَا تَكُوْنُوْ يُدْرِكْكُـمُ الْمَوْتُ وَلَوْكُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٌ … . اﻻية
dimanapun kalian berada, kematian akan menjumpai kalian, sekalipun kalian berada di dalam benteng yang dikuatkan (tinggi lagi kokoh) ..
(QS An-nisaa : 78)

Bagi orang yang beriman, sesungguhnya bukanlah mati yang harusnya ditakutkan karena memang pasti terjadi. Ada yang lebih penting untuk mendapatkan porsi pemikiran selama hidup, yakni kehidupan setelah mati itu sendiri. Karena hakekatnya mati adalah batas antara hidup di alam dunia nan fana dengan kehidupan setelahnya (alam kubur, alam akhirot, dst).

Ingatlah bahwa hidup di alam dunia ini adalah saat untuk menyiapkan diri agar nantinya kita punya bekal yang cukup untuk menghadap sang Kholiq. Seperti yang telah diingatkan oleh-Nya :

يَآءَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوا اتَّقُوالله وَالْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍّ … اﻻية
Wahai orang yang beriman, bertakwalah kalian pada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (akhirot)
(QS Al-Hasr : 18)

Apabila selama hidup kita telah melakukan kebaiakan dan kebajikan, saat menghadap kepada-Nya kelak dengan penuh keimanan maka keamanan dan kesejahteraan hidup di akhirot akan kita dapatkan, namun bila masih ada dosa-dosa yang belum terampuni akan menjadikan beban dan menyeret kita kedalam kehidupan akhirot yang penuh penderitaan dan siksaan dalam neraka jahanam.

اِنَّهُ مَنْ يَأْتِ رَبَّهُ مَجْرِمًا فَاِنَّ لَهُ جَهَنَّمََيَمُوْتُ فِيْهَا وََ يَحْيَى
Sesungguhnya barang siapa yang datang kepada Tuhannya dengan keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka jahanam. Dia tidak mati didalamnya dan tidak pula hidup
(QS Toha : 74) 
 
وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّـلِـحَتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَتُ الْعُلَى
Dan barang siapa yang datang kepada Tuhannya dengan keadaan beriman dan sungguh-sungguh telah beramal sholeh, maka baginya tempat-tempat yang tinggi (mulia)
(QS Toha : 75)

Maka sudah saatnya kita berinstropeksi diri untuk selalu ingat dan mengingat hal tersebut. Janganlah menjadi seperti kebanyakan manusia yang melupakan kodratnya sebagai makluk dan melupakan sang Khaliq. Bagi mereka yang melupakan sang Khalig akan dilupakan oleh-Nya waktu berjumpa dengan-Nya (QS Al-Hasr : 19)

Saudaraku,
Dengan melihat mereka-mereka yang telah mendahului kita, atau saat kita melintas di dekat pemakaman, rasanya cukup bagi kita untuk mengambil hikmah dan peringatan. Dalam masyarakat 'jawa' mati dianalogikan sebagaimana buah pohon kelapa. Ada kalanya masih berujud bunga (jawa : manggar) sudah rontok, adakalanya sudah mulai berbentuk kelapa kecil (jawa : bluluk), adakalanya sudah berujud kelapa agak besar (jawa : degan) dan adakalanya sudah benar2 berujud kelapa yang memang siap dipetik.

Demikian juga mati yang bisa saja terjadi pada bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan tua renta sekalipun.

Saudaraku,
Saatnya untuk kita memacu diri agar selalu mendekat kepada-Nya, mohon ampun atas dosa dan semoga ditetapkan dalam kebenaran yang mengantar kita ke kehidupan nan bahagian di akhirot nanti. Amien

Iedul Fitri 1431H/2010M

| | 0 comments |
Jum'at 10 September. 
Ada rasa haru biru yang bercampur aduk jadi satu.

Sedih...
Karena romadhon nan penuh berkah, rahmat dan ampunan telah berakhir..
Ya Alloh semoga masih kau panjangkan umur-ku untuk menjumpai romadhon berikutnya..
Sekedar untuk bersimpuh dan bersujud kepada-Mu
Memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan yang telah aku lakukan
Agar jalan lapang terbentang menuju kebahagiaan di sisi-Mu

Senang..
Saat berkumpul dengan semua anggota keluarga
Yang selama setahun saling sibuk dengan diri masing-masing
Untuk mencari ma'isyah
Semoga tali silaturrahi tetap erat berjabat
Dan tidak tercerai berai oleh tamak dan ego sesaat
Karena telah Kau jadikan kami semua sebagai saudara
Taqobalallohu minnaa wa minkum...

Was was..
Terbayang kemacetan yang luar biasa untuk sekedar bertemu dengan sesama
Terbayang syetan yang berkeliaran di jalan
Mendorong emosi pada puncak kepala
Yang kadang menghilangkan akal sehat dan menumpahkan amarah
Hanya karena merasa paling berhak atas nama kebenaran

Entah rasa apalagi yang akan terpatri jadi satu
Namun tetap aku songsong kehadiranmu
Sebagai suatu karunia
Semoga sebagai awal kebangkitan semangat
Untuk berbuat yang lebih baik dihari selanjutnya

Amien